Cari Blog Ini

Minggu, 27 Mei 2018

Batu Akik


Batu akik di Indonesia sering dihubungkan dengan hal-hal yang berbau mistis dan sakral. Banyak macam jenis dan bentuk batu akik di dunia ini, tentu saja tak luput dari cerita dan filosofi ari batu tersebut. Pada zaman dahulu, yang memakai batu akik hanya orang tua, raja, pendekar, datuk, dan pejabat. Mungkin penamaan akik itu sendiri diambil dari "aki" (orang tua). Karena kebanyakan yang memakai batu penghias cincin ini dari kalangan orang tua.

Dilihat dari kaca mata antropologi, pada jaman dahulu batu akik berfungsi sebagai simbol budaya, simbol setatus dan simbol spiritual. Dikatakan sebagai simbol setatus karena hanya kalangan tertentu (raja atau bangsawan) yang memakai cicin dengan batu tertentu. Di Cina misalnya, seorang Kaisar memakai cicin giok di ibu jari sebagai tanda bahwa dia seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak.

Sedangkan simbol spirutal cincin dengan bertahta batu akik sering dijadikan sebagai tanda bahwa seseorang telah selesai dalam melaksanakan ritual spiritual (semedi atau bertapa). Tuhan menciptakan benda yang ada di dunia ini pasti mempunyai kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda, salah satunya dengan batu akik ini.

Dan tak sedikit dari beberapa orang zaman dulu yang dikaruniai Tuhan, berupa kekuatan supranatural, untuk memasukkan khodam (energi gaib) ke batu akik agar menambah kepercayaan diri seseorang dalam menghadapi lawan-lawannya. Faktor budaya inilah yang kemudian membatasi siapa saja yang berhak memakainya.

Kini sudah banyak yang menyukai batu alam ini, mulai dari anak muda hingga orang tua, karena sudah begitu banyak orang yang mencari batu akik untuk diperjual belikan di pasaran. Dari harga yang paling murah, hingga harga yang mencapai hingga miliaran rupiah.

Dalam membentuk batu akik dbutuh ketelitian, ketekunan, serta insting dan penjiwaan agar menghasilkan batu akik yang bagus dan berkarakter (serat batu terlihat jelas). Namun melihat fenomena menjamurnya  batu akik saat ini telah terjadi pergeseran atau  pengkikisan budaya terhadap batu akik, serta berkurangnya nilai-nilai kearifan lokalnya.

Hal itu dikarena mudahnya mendapatkan batu akik, sehingga tidak ada lagi nilai kekeramatan, dan kesakralan yang ada didalamnya. Kini Batu akik tidak lebih hanya sebagai aksesoris penghias jari, dan bukan lagi menjadi benda yang dikramatkan. Di era mode baru saat ini, batu akik telah menjadi komoditas dipasaran, dan bukan lagi komoditas yang disakralkan yang susah didaptkan.

Batu akik yang berasal dari alam ini termasuk bagian dari warisan budaya, karena keberadaannya yang sudah sangat lama pada zaman sebelum masehi. Batu yang dulunya hanya dipakai oleh orang-orang tertentu serta dianggap keramat, kini telah menjadi barang aksesoris untuk mempercantik jari. Namun, semua itu kembali lagi kepada Tuhan. Karena segala sesuatu yang dimiliki manusia atau benda mati, tidak luput dari kehendak-NYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar